Pengalaman Pertama Dalam Pencarian Ibu Hamil

Oleh : | Pada : 29 November 2014 | Dilihat Sebanyak 657 Kali

Pencarian Ibu Hamil termasuk hal  berkesan bagi saya dan merupakan suatu kegiatan baru yang pernah saya lalui demi kelancaran prpgram 1000 hari kehidupan . Saya sebagai salah satu bagian dari mereka juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Prosedur yang diberikan oleh fakultas adalah memberikan identitas ibu hamil dan tugas kami adlaah mengunjungi lokasi kediaman ibu hamil itu. Pengumuman mengenai identitas ibu hamil yang akan saya kawal diinformasikan pada malam harinya. Namun, identitas yang hanya melampirkan nama saja tanpa alamat yang jelas membuat saya berinsiatif untuk mencari ibu hamil sendiri di daerah pelosok makassar.

Pada waktu itu daerah yang pertama kali saya pikirkan adalaha daerah Rappokalling, daerah yang pernah saya kunjungi sebelumnya dan menurut saya di daerah tersebut pastinya saya akan menemui seorang ibu hamil yang sesuai dengan kriteria, berhubung disana banyak "anak-anak". Selain itu, daerah tersebut juga dekat dengan kediamanan keluarga saya sehingga memudahkan untuk memperoleh informasi mengenai data ibu hamil. Pukul 07.30 WITA saya meninggalkan kos dan menuju ke daerah Rappokalling dan sampai dengan selamat di daerah tersebut pada pukul 08.30 WITA. Tanpa membuang waktu, saya bersama ibu saya langsung bergegas menuju ke rumah bu RT. sayang seribu sayang, pada waktu itu bu RT tidak berada di tempat, akhirnya saya menuju ke alternatif lain yaitu menanyakan ke penduduk setempat mengenai informasi  ibu hamil. Kebanyakan pada waktu itu saya mendapatkan informasi ibu hamil yang memiliki usia kandungan 8 bulan atau 9 bulan. Sedikit kecewa karena saya belum mendapatkan ibu hamil yang sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.

sampai pada pukul 10.00 WITA saya tak jua menemukan ibu hamil yang sesuai kriteria, akhirnya saya melanjutkan perjalanan ke lorong-lorong selanjutnya. Dengan berjalan kaki saya melanjutkan perjalanan ke daerah Dg. Unjung, tepatnya ke daerah yang berjarak 2 km dari tempat kediaman nenek saya. Dan alhasil alhamdulillah, akhirnya saya menemukan ibu hamil tersebut pada pyukul 12.00 WITA. Lucunya adalah ketika saya mendapatkan kediaman ibu hamil tersebut, dia juga memiliki tetangga yang juga hamil. Rumah mereka hanya dipisahkan oleh satu dinding triplek. Keadaan tersebut membuat saya miris, ditambah dengan luas rumah yang kira-kira mencakup 7x7 meter dengan kondisi rumah tidak ada kamar dan peralatan rumah tangga yang sangat minim.Ibu hamil yang pertama bernama ibu Asma, yang memiliki usia kandungan 8 bulan. Menurut keadaan ekonomi dan kondisi fisik, ibu Asma sangat memenuhi kriteria tersebut namun karena usia kandungan 8 bulan, makan saya tidak jadi mengawal kehamilan ibu Asma. Dari cerita Ibu asma yang saya dapatkan adalah ia telah mengalami keguguran dua kali dan saat ini ia sedang mengandung anak ketiganya. saya sangat ingin mengawal ibu asma, namun sepertinya Ibu hamil yang disampingnya juga membutuhkan pengawalan. pada saat itu, saya dilanda oleh keadaan dilema antara memilih ibu hamil mana yang akan saya kawal. dan akhirnya saya memilih ibu hamil kedua :D.  Ibu hamil tersebut bernama Ibu Herawati, yang berusia 24 Tahun. hal yang membuat saya terkejut pada ibu hera ketika saya menanyakan berapa jumlah anak yang ia miliki sekarang. dengan malu-malu Ibu Hera tersebut menjawab sudah memiliki 3 anak dengan usia anak terstua adalah 7 tahun.

Herawati adalah seorang ibu hamil yang memiliki usia kandungan yang baru memasuki usia 24 minggu. Suaminya adalah seorang buruh, dan ia sendiri tidak memiliki pekerjaan (IRT). Seara fisik, dilihat dari kondisi ibu Herawati sangat sehat untuk kondisi ibu hamil. Walaupun begitu, saya tetap berkomitmen untuk lebih menyejahterahkan gizi ibu hamil saya demi calon adek baru saya.  Saya memanggil Herawati dengan sebutan kakak, karena usia kami yang tidak terlalu jauh dan akan sangat aneh apabila saya memanggilnya dengan sebutan ibu. Alhamdulillah, Kak Hera sangat welcome terhadap kedatangan saya dan dengan senang hati meminta untuk mengawal kehamilannya. Setelah berbincang-bincang sedikit mengenai kehidupan kak Hera saya akhirnya pamit pulang dan melakukan "deal" kontrak untuk yang kesekian kalinya. satu hal yang saya sangat sayangkan pada waktu itu adalah bahwa saya lupa mengabadikan gambar saya dengan kak Hera pada moment awal betemu. :(



Leave A Reply